Apabila tanah Bumi telah panas,
Gejolak ombak bergelora,
Lompatlah Ikan kepermukaan riak gelombang air,
Hembus angin dingin memikatnya,
Manusia tergopoh dan sabar menyusuri tambak,
Penuh air tanpa ombak,
Masing masing berusaha berlomba,
atas nama dirinya untuk memancing,
Berbeda kail satu tujuan,
Berebut serakah memiliki rezeki,
Mencari sesuatu yang tak pasti.
Ikan adalah mahluk kiasan dari manusia,
Insan terbatas tak berdaya,
Saling mengintai umpan terpana,
Diantara ketidak tahuan makna dan artinya,
HIDUP.
Tipu Daya,
Pemancing pada perluasan arti,
Menikmati kepolosan ikan bernaluri murni,
Semua ingin banyak memiliki,
Dibawah terik Matahari,
Diatas panas titik bumi,
Pada poros lingkaran planit semesta ini.
Panas tak tertahan akibat hati manusia,
Naluri kias hewani merasuki,
Pelan tetapi menjalar cepat tak tertahan,
Mengaruhi pikir tiada henti,
Laksana Kuda berlari cepat tanpa kendali,
Tak pasti arah kemudi,
Kekanan atau kekiri,
Pasti adalah kosa kata akhir,
ada arti yaitu kata MATI.
Tawin QM.
Anno 1990,
Ancol, Jakarta.
(Memancing ikan di Tambak bersama Kakakku dan temannya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar