Mimpiku
Tidurku dihiasi mimpi,
Danau biru seperti lukisan,
Melekat tergantung pada dinding Batako,
Tanda kemiskinanku,
Yang tak ada gunanya untuk dipikirkan.
Terlebih disesalkan,
Kenang,
Masa remaja atau muda penuh hidup bersenang.
Tapi tak berpora seperti pecundang,
Curang tak pernah menang.
Danau itu penuh cahaya kilau,
Warna warni gemerlap,
Nuansa khayal bagai terjangkau,
Akal sehatku tidur terlelap.
Aku dimana?
Di neraka atau disurga?
Aku tak tahu apa apa,
Memikir keduanya.
Abad informasi
Mewarnai hidup masa kini,
Manusia terbelenggu komunukasi,
hilir mudik berbekal alat nyaris sebesar korek api,
bermacam corak kelebihan aplikasi,
kutanya lagi diriku, disana,
hampa tanpa udara disini,
semuanya aku tak pernah mengerti,
hanya menambah tanda tanya.
Dimana danau itu ?
Aku tak tahu ?
Kamu tak tahu ?
Tak satupun mahkluk tahu!
Angin mungkin tahu?
Api mungkin tahu?
Tanah mungkin tahu?
Segala unsur mungkin tahu?
Tak satupun tahu.
Kutekan alat hubung segera,
“Hallo !, bagian informasi”,
“Dapatkah saya membantu…..?”,
“Tolong ! dimana….?”,
“?????????????”, diiringi suara ciri satelit,
“Danau……!”,
suaraku agak parau,
“maaf kami tidak Tahu !”,
“tidak tahu!!!!??”,
kuputus hubungan itu.
Siapa yang tahu ?
Abad komunikasi,
Congkak daya informasi,
Ternyata juga sama,
Tak banyak tahu,
Dimana danau itu?
Meski hanya mimpiku,
Mimpiku, mimpiku, ooh…mimpiku
Apalagi surga dan Neraka !.
Danau tetap berkilau,
Kadang bening bagai kaca rias,
Kulihat diriku sepintas,
Cara ‘Wong Jowo’ bermawas,
Sejuk rasa kalbuku,
Ditepi danau mimpiku.
Kota Bekasi,
Bumi Anggrek,2009.
Tawin QM.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar